Suku Sasak di Lombok
Penamaan
Nama "Sasak" pertama kali disebutkan dalam Prasasti Pujungan, yaitu sebuah prasasti yang ditemukan di Kabupaten Tabanan, Bali, yang diperkirakan berasal dari abad ke-11.
Asal nama Sasak kemungkinan berasal dari kata sak-sak yang artinya sampan. Dalam Kitab Negara Kertagama kata Sasak disebut menjadi satu dengan Pulau Lombok. Yakni Lombok Sasak Mirah Adhi. Dalam tradisi lisan warga setempat kata sasak dipercaya berasal dari kata "sa'-saq" yang artinya yang satu. Kemudian Lombok berasal dari kata Lomboq yang artinya lurus. Maka jika digabung kata Sa' Saq Lomboq artinya sesuatu yang lurus. banyak juga yang menerjemahkannya sebagai jalan yang lurus.
Lombok Mirah Sasak Adi adalah salah satu kutipan dari kakawin Nagarakretagama ( Desawarnana ), sebuah kitab yang memuat tentang kekuasaan dan pemerintahaan kerajaan Majapahit, gubahan Mpu Prapanca. kata "lombok" dalam bahasa kawi berarti lurus atau jujur, "Mirah" berarti permata, "sasak" berarti kenyataan dan "adi" artinya yang baik atau yang utama. Maka Lombok Mirah Sasak Adi berarti kejujuran adalah permata kenyataan yang baik
Perempuan suku Sasak |
Adat Istiadat
Suku sasak memiliki adat istiadat yang cukup unik. Pengaruh Bali dan Melayu sangat terasa dalam adat istiadat suku ini. Pengaruh Bali datang dari Kerajaan Karangasem yang pernah menguasai Pulau Lombok selama kurang lebih 2 abad, sedangkan pengaruh Melayu berasal dari pendakwah Islam di gumi sasak. Adat dan budaya yang berasal dari pengaruh Bali seperti Gendang Beleq, Gamelan Tokol, Perang Topat dan Cakepung atau Cepung. Sementara adat dan budaya yang berasal dari pengaruh Melayu seperti Gambus, Rudat, dan Cilokaq Sasak.
Adat istiadat suku sasak juga dapat disaksikan pada saat saat acara pernikahan mulai dari melakiran gadis sampai nyongkolan. Gadis/dedare sasak apabila mereka mau dinikahkan oleh seorang lelaki/ terune maka yang perempuan harus dilarikan dulu kerumah keluarganya dari pihak laki laki yang dikenal dengan sebutan merariq atau pelarian.
Dalam proses pencurian gadis, setelah sehari menginap pihak kerabat laki-laki mengirim utusan ke pihak keluarga perempuan sebagai pemberitahuan bahwa anak gadisnya dicuri dan kini berada di satu tempat tetapi tempat menyembunyikan gadis itu dirahasiakan, tidak boleh diketahui keluarga perempuan. 'Nyelabar', istilah bahasa setempat untuk pemberitahuan itu, dan dilakukan oleh kerabat pihak lelaki tetapi orang tua pihak lelaki tidak diperbolehkan ikut.
Rombongan 'nyelabar' terdiri lebih dari 5 orang dan wajib mengenakan pakaian adat (dodot). Rombongan tidak boleh langsung datang kekeluarga perempuan. Rombongan terlebih dahulu meminta izin pada Kliang atau tetua adat setempat, sekadar rasa penghormatan kepada kliang, datang pun ada aturan rombongan tidak diperkenankan masuk ke rumah pihak gadis. Mereka duduk bersila di halaman depan, satu utusan dari rombongan itu yang nantinya sebagai juru bicara menyampaikan pemberitahuan.
Kepercayaan
Saat ini Kepercayaan Masyarakat Lombok mayoritas adalah memeluk Agama Islam.
Posting Komentar untuk "Suku Sasak di Lombok"